Kamis, 20 Mei 2010

TANGGUNG JAWAB ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK-ANAK DAN SEBALIKNYA

Anak merupakan amanah bagi kedua orang tuanya, karena anak2 adalah bagaikan mutiara yang polos tanpa ukiran dan gambar, hatinya masih suci. Rasulullah bersabda :

مَا مِنْ مَوْلُوْدٍ إِلاَّ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ


“ Setiap anak sebenarnya dilahirkan di atas fitrah ( Islam), kedua orang tuanyalah yang akan membuatnya menjadi Yahudi, Majusi atau Nasrani ( HR.Bukhori-Muslim). Oleh sebab itu sebagai orang tua mempunyai tanggung jawab untuk mendidiknya dan mengajakarkan Islam sebagai agama rahmatan lil alamin, karena Allah mengutus Rasulullah Nabi Muhammad SAW sebagai Rahmat terhadap semua umat dan alam semesta, mengutus untuk memberikan kabar gembira dan memberikan kabar yang menakutkan bagi orang-orang yang tidak mau taqwa kepada Allah SWT.

Tanggung jawab untuk mendidik anak ini merupakan tanggung jawab dari kedua orang tuanya, Ibnu Umar berkata, aku mendengar Rasulullah bersabda “ Seorang imam adalah pemimpin, dan ia bertanggung jawab atas umat yang dipimpinnya. Seorang laki-laki adalah pemimpin di keluarganya, dan dia bertanggung jawab atas keluarga yang di pimpinnya. Seorang wanita adalah pemimpin di rumah suaminya dan dia bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya (red; menjaga harta dan kehormatannya sewaktu di tinggal pergi oleh suaminya dan mengurus anak2nya untuk dididik dan memberi makannya). Seorang pelayan / pembantu adalah pemimpin terhadap harta milik tuannya dan bertanggung jawab atas apa yang di pimpinnya. Masing-masing kalian adalah pemimpin, dia akan bertanggung jawab atas umat yang di pimpinnya.

Allah telah memerintahkan orang tua untuk mendidik anak-anak mereka, memberi tanggung jawab agar mendorong anak-anak mereka / keluarga mereka untuk memelihara iman mereka. Firman Allah; “ Wahai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah dari manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar dan keras, serta tidak pernah mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka serta selalu mengerjakan apa yang di perintahkan (At-Tahrim:6)

Makna pemahaman dalam memelihara dirimu adalah dengan cara menjaga tali keimanan agar selalu dalam keadaan iman-Islam ilayaumil khiayamah, menjauhi semua larangan Allah dan Rasulullah, dan mengerjakan apa2 yang di perintah oleh Allah dan Rasulullah Muhammad SAW. Bagaima mana cara mendidik anak-anak adalah dengan cara mengajarkan dan memberi suri tauladan perilaku budi luhur (akhlakul kharima), mengerjakan kebaikan-kebaikan taat kepada agama dan melarang berbuat kejahatan atau melakukan kemaksiatan-kemaksiatan.

Ingatlah bahwa keluarga / anak-anak nanti di syurga akan saling menunggu kedua orang tuanya apabila semuanya dalam keadaan iman-Islam, Apabila derajad syurga anak-anak lebih tinggi dari derajat syurga kedua orangtuanya, maka anaknya meminta kepada Allah agar orang tua tersebut bersama mereka di derajat syurga yang sama, begitu juga sebaliknya. Bagaimana kefadholan anak-anak yang meninggal sebelum baligh. Anak-anak tersebut akan menunggu di pintu syuga kedua orang tuanya. Dia tidak mau masuk syurga sebelum kedua orang tuanya ikut masuk Syurga, bagaimana kalo kedua orang tuanya masuk neraka, maka anak tersebut meminta safaat kepada Allah agar kedua orang tuanya ditarik dan dimasukkan ke syurga (red: Jika kedua orang tuanya dalam keadaan Iman-Islam).

Firman Allah “ Janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut miskin. Kamilah yang akan memberikan rezeki kepada mereka dan juga kepadamu, sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar (Al-Isra’: 31). Bagaimana cara membatasi anak menurut Rasulullah adalah dengan cara Ajel (mengeluarkan sperma di luar milik kewanitaan), karena jadi tidaknya anak tersebut adalah Allah yang menjadikan meski anda telah mengerjakan / bekerja. Jangan pula dengan alasan kesundulan (red; yang pertama masih kecil/disusuhi kemudian hamil lagi) kemudian anda melakukan pengguguran ingatlah membunuh adalah dosa besar. [lain kali insya Allah akan saya jelaskan bab kisos pembunuhan terhadap orang Iman]

Bagaimana tanggung jawab anak-anak kepada kedua orang tuanya, firman Allah “ Dan kami wajibkan kepada manusia agar berbuat kebaikan kepada kedua orang tuanya, dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukanku, maka jangan engkau patuhi (Al-Ankabut;8).

Rasulullah bersabda; “ Kerelaan Allah ada pd kerelaan org tua, dan kemurkaan Allah ada pd kemurkaan mereka" Barang Siapa yg mau dipanjangkan umur & ditambah rezekinya, maka hendaklah ia berbakti kepad kedua orang tuanya dan menyambung tali silaturahim.’ (HR.Tirmidzi),

Oleh sebab itu wajib hukumnya anak-anak wajib thoat kepada kedua orang tuanya, dan haram durhaka kepada keduanya, jangan menghardiknya kepada ibu apabila ucapan ibu / kedua orang tua tersebut dianggap bawel, diamlah dan dengarkanlah meskipun anda lebih hebat (red ; lebih tinggi sekolahnya, lebih hebat kerjanya, harta dan jabatannya, semua nasehat, perintah dari beliau ugemin dan laksanakan asal tidak mengajak dalam kemaksiatan atau mensekutuhkan kepada Allah. Dan katakanlah kepada kedua orang tua perkataan yg mulia dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang. Dan katakanlah, “Wahai Rabb-ku sayangilah kedua orang tua ku sebagaimana keduanya menyayangiku di waktu kecil” [Al-Isra : 24]

Anak merupakan nikmat yang dikurniakan oleh Allah dan merupakan perhiasan dalam kehidupan manusia. Orang yang telah diberi nikmat ini sudah tentu memelihara dan mendidik dengan pendidikan Islam sebagai mensyukuri nikmat tersebut. Oleh sebab itu setiap ibu bapak bertanggungjawab untuk mendidik anak-anak dengan pendidikan agama supaya anak-anak tersebut menjadi anak yang soleh/sholeha. Ajarkanlah tentang adab budi pekerti yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan, ajarkan tentang tata cara sembayang dengan mengajaknya ke masjid atau sholat berjama’ah di rumah bersama-sama. Mendidik anak-anak sejak dimulai dari ayunan dan terus disuruh belajar atau ngaji sampei ke liang lahat. Agar seluruh ahlinya dalam keadaan iman-Islam dan taqwa kepada Allah SWT.

إِذَا مَاتَ ابْنُ آدَمَ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ: صَدَقَةٌ جَارِيَةٌ، أَوْ عِلْمٌ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٌ صَالِحٌ يَدْعُوْ لَهُ

"Apabila anak Adam (manusia) meninggal dunia, maka terputuslah semua amalnya, kecuali tiga hal: Sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang mendoakannya." (HR. Muslim).

Anak shalih/shalihah tidaklah akan mungkin terwujud, manakala peramutan dan pendidikan terhadapnya menyimpang. Oleh karena itu, orang tua yang menghendaki buah yang segar di dunia maupun di akhirat berupa anak shalih/shalihah, maka hendaknya mereka mempersiapkannya sebaik mungkin sejak usia dini .

Smoga membawa manfaat dan barokah..amin…